Selasa, 21 Januari 2014

tahap budidaya kebun kopiI

tahap budidaya kebun kopi
I. PENDAHULUAN
Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang
tepat, niscaya harapan kita optimis menjadi kenyataan.

PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi.

II. PERSIAPAN LAHAN


  • Untuk tanah pegunungan/miring buat teras.
  • Kurangi/tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi.
  • Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5x2,5 hingga 2,75 x 2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam
III. PEMBIBITAN
  • Siapkan biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya biasanya dari penangkar benih terpercaya.
  • Buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5 cm.
  • Buat pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit telah tumbuh.
  • Siram bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah.
  • Bibit akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan pemindahan ke polibag dengan hati2 agar akar tidak putus pada umur bibit 2 -3 bulan sejak awal pembibitan.
  • Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar (lihat tabel) hingga umur 12 bulan.
  • Siramkan SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 liter air, ambil 250 ml per pohon dari larutan tersebut.
  • Setelah bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan sekali hingga umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam.
Tabel Dosis Pupuk Untuk Bibit Kopi


Umur (bln)
gr/m2
Urea
SP-36
KCl
3
10
5
5
5
20
10
10
7
30
15
15
9
40
20
20
12
50
25
25

Catatan : Jenis dan dosis pupuk bisa sesuai dengan anjuran dinas pertanian setempat. Perhatikan kelembapan tanah agar bibit tidak terkena serangan karat daun.

IV. PENANAMAN

  • Masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit.
  • Usahakan saat tanam sudah memasuki musim hujan.
  • Lakukan penyiraman tanah setelah tanam.
  • Hindarkan resiko kematian tanaman baru dari gangguan ternak.
V. PENYULAMAN
  • Lakukan penyulaman segera jika tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal.
  • Penyulaman dilakukan awal musim hujan.
VI. PENYIRAMAN
Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Mutu Kopi Arabika

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Mutu Kopi Arabika

Produksi dan mutu kopi arabika dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis besar dapat dipilahkan menjadi 5 macam, yaitu:
1. bahan tanam (varietas)
- secara genetik bahan tanam memiliki perbedaan potensi mutu, daya hasil, dan sifat-sifat lain.
- penanaman kopi arabika sebaiknya menggunakan bahan tanam yang memiliki potensi mutu baik, dayahasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama, dan sifat-sifat baik lainnya.
- Bahan tanam yang digunakan sebaiknya berasal dari sumber benih yang resmi agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Bibit kopi hendaknya dipersiapkan dengan baik dan hendaknya hanya bibit-bibit yang baik saja untuk ditanam dikebun.
2. Faktor alam
- Penanaman kopi arabika dianjurkan pada ketinggian 1000 m dpl atau lebih. penanaman pada ketinggian kurang dari 1000 m dpl biasanya mutu citarasanya kurang bagus dan tingkat serangan hama dan penyakit lebih tinggi
- Curah hujan yang terlalu tinggi akan dapat mengganggu penyerbukan dan seringkali menyebabkan terjadinya keguguran buah muda - Intensitas awan yang telalu tinggi dapat mempengaruhi mutu citarasa kopi arabika karena proses penjemuran terlalu lambat
- Di beberapa daerah seringkali ada gangguan angin kencang yang berakibat pada keguguran daun dan buah - Di beberapa tempat di Indonesia (misalnya di Jawa Timur ) kadang-kadang perkebunan diserang oleh embun upas (frost) pada malam hari yang menyebabkan kerusakan tanaman yang cukup parah ( daun dan ranting mengering)
3. Faktor Pengelolaan (Manajemen) Kebun kopi
- Pengelolaan kebun yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh sehat dan akan berakibat pada produksi tinggi serta mutu buah kopi merah yang baik
- Pengelolaan tanaman yang baik perlu diawali dengan persiapan tanaman yang baik mulai dari tata tanam, penanaman penaung, pembuatan lubang tanam, pembuatan teras pada lahan miring, dll. Persiapan tanam sebaiknya dilakukan setahun sebelum bibit kopi ditanam di lapangan.
- Penanaman bibit kopi hendaknya dilakukan dengan baik dan pada saat yang tepat agar bibit yang ditanam dapat tumbuh baik dan tidak mengalami cekaman kekeringan setelah ditanaman
-Pemangkasan tanaman kopi dilakukan dengan baik yaitu mulai pangkas bentuk, pangkas lepas panen, pangkas tunas air, dan pangkas cabang-cabang yang tidak bermanfaat (misalnya: cabang balik, cabang cacing, cabang lemah, cabang terserang hama dan Penyakit, dll)
- Pengelolaan kesuburan tanah perlu dilakukan dengan baik yaitu dengan mencegah terjadinya erosi tanah (khususnya pada lahan miring), Pembuatan lubang angin, pemupukan serta pencangkulan untuk membersihkan dan membenamkan gulma.
- Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara teratur dan terpadu dengan mengutamakan cara pencegahan daripada cara pemberantasan.
- Pengendalian gulma dilakukan secara teratur
- Pemangkasan penaung perlu dilakukan secara teratur agar tanaman kopi dapat memperoleh sinar matahari dalam jumlah cukup
4. Cara Panen
- Cara panen sangat menentukan mutu kopi yang akan dihasilkan
- Panen sebaiknya dilakukan secara teratur dan hanya buah-buah yang masak optimal saja yang dipetik - Setelah panen selesai perlu dilakukan pemisahan buah-buah hijau, kuning, keriput, dan kering. buah-buah ini akan dapat menimbulkan cacat fisik biji kopi dan cacat rasa setelah kopi diseduh
5. Cara Penanganan Pasca Panen
- Buah hasil panen yang sudah dipisahkan dari buah-buah kurang bagus agar langsung dilakukan pengelupasan kulit buah menggunakan mesin penggiling kopi (pulper)
- Sebelum dilakukan penggilingan agar buah dirambang terlebih dahulu, buah yang mengapung dipisahkan dan diolah sendiri
- Tidak boleh menyimpan buah merah, karena kulit buah akan membusuk dan menimbulkan cacat rasa bau busuk atau basi (fermented, stinker) pada kopi seduhan
- Penjemuran harus dilakukan dengan bersih dan sehat, gunakan alas untuk penjemuran (misal: para-para, terpal plastik, anyaman bambu, dll) jaga agar kopi tidak berjamur pada saat penjemuran karena dapat menimbulkan cacat citarasa
- Karung yang digunakan untuk biji kopi harus bersih, bebas dari kotoran dan bau-bau asing
- Jika dilakukan penyimpanan biji kopi hendaknya dilakukan pada ruangan bersih dan bebas dari bau-bau asing. Kadar biji yang disimpan hendaknya telah mencapai 12-13% atau kurang agar tidak berjamur selama penyimpanan, karena jamur dapat menimbulkan cacat citarasa.
(Surip Mawardi)dikutip dari buku Panduan Budidaya dan Pengolahan kopi Arabika Gayo,